NOAH dan Sinterklas Bikin Manado Macet
MANADO, KOMPAS.com - Konser band NOAH di Lapangan
Koni Sario, Manado, Sulawesi Utara, pada Sabtu (8/11/2012) malam
menyebabkan jalanan utama di Kota Tinutuan ini macet total. Kemacetan
diperparah dengan pawai Sinterkelas dari berbagai komunitas.
"Saya sudah lebih dari sejam menunggu angkot untuk pulang," ujar Marry, warga Malalayang ketika ditemui Kompas.com di belakang Multi Mart. Marry bersama ratusan orang lainnya menunggu angkutan kota jurusan Pusat Kota - Malalayang.
Angkutan kota yang ada jadi malas beroperasi karena kemacetan yang sangat parah. Yang beroperasi pun menaikkan tarif hingga Rp 5.000 per orang, padahal tarif nornal hanya Rp 2.000.
Konser NOAH yang bertepatan dengan malam minggu dimana banyak warga keluar ke pusat-pusat keramaian membuat kenderaan di jalanan sangat padat.
"Kami keluar untuk belanja keperluan mendekati Natal. Sengaja belanja di awal bulan biar tidak padat, tapi malah terjebak macet," ujar Dani, warga Paniki dengan kesal.
Polisi lalu lintas terlihat hampir di setiap ruas jalan berusaha mengatur arus lalu lintas agar lancar. Sementara hampir sepanjang ruas jalan di Boulevard terlihat warga menunggu angkutan kota.
Sementara itu rombongan Sinterklas langsung berpawai berkeliling kota usai mengunjungi anak-anak. Namun konvoi kendaraan mereka menggunakan jalan secara sembarangan sambil menari-nari di atas kendaraan.
Pemandangan itu membuat sebagian warga jengkel. Berbagai ekspresi tak sedap pun dilontarkan warga melalui status jejaring sosial.
"Kelompok sinterklas itu sudah tidak betul. Sudah melenceng dari makna yang sebenarnya. Kami sudah merasa terganggu dengan ulah mereka. Pemuka agama semestinya menegur mereka," kritik seorang warga bernama Hermondo.
"Saya sudah lebih dari sejam menunggu angkot untuk pulang," ujar Marry, warga Malalayang ketika ditemui Kompas.com di belakang Multi Mart. Marry bersama ratusan orang lainnya menunggu angkutan kota jurusan Pusat Kota - Malalayang.
Angkutan kota yang ada jadi malas beroperasi karena kemacetan yang sangat parah. Yang beroperasi pun menaikkan tarif hingga Rp 5.000 per orang, padahal tarif nornal hanya Rp 2.000.
Konser NOAH yang bertepatan dengan malam minggu dimana banyak warga keluar ke pusat-pusat keramaian membuat kenderaan di jalanan sangat padat.
"Kami keluar untuk belanja keperluan mendekati Natal. Sengaja belanja di awal bulan biar tidak padat, tapi malah terjebak macet," ujar Dani, warga Paniki dengan kesal.
Polisi lalu lintas terlihat hampir di setiap ruas jalan berusaha mengatur arus lalu lintas agar lancar. Sementara hampir sepanjang ruas jalan di Boulevard terlihat warga menunggu angkutan kota.
Sementara itu rombongan Sinterklas langsung berpawai berkeliling kota usai mengunjungi anak-anak. Namun konvoi kendaraan mereka menggunakan jalan secara sembarangan sambil menari-nari di atas kendaraan.
Pemandangan itu membuat sebagian warga jengkel. Berbagai ekspresi tak sedap pun dilontarkan warga melalui status jejaring sosial.
"Kelompok sinterklas itu sudah tidak betul. Sudah melenceng dari makna yang sebenarnya. Kami sudah merasa terganggu dengan ulah mereka. Pemuka agama semestinya menegur mereka," kritik seorang warga bernama Hermondo.
0 comments: